PENTINGNYA PERANAN BANGUNAN SWASTA SEBAGAI SOLUSI EVAKUASI VERTIKAL
(SHELTER) MANDIRI BAGI MASYARAKAT KOTA PADANG
Oleh: Muhammad Risnan
Sumber: http://beritadaerah.co.id/wp-content/uploads/2014/03/Kawasan-Rawan-Tsunami-smatra1.jpg
Kota Padang adalah salah satu
pusat kawasan kajian kebencanaan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Kota Padang sebagai
ibukota Sumatera Barat itu memiliki garis pantai
sepanjang lebih kurang 375 km, berupa dataran rendah
sebagai bagian dari gugus kepulauan busur muka. Kota Padang yang berbatasan dengan Lautan Hindia berpotensi untuk
terancam tsunami yang dipicu oleh adanya gempa
tektonik pada zona sub-duksi lempeng Hindia-Australia dan Eurasia, yang
berjarak sekitar 200 km dari tepi pantai barat kota ini. Sehingga untuk Kota Padang sendiri, gempa-gempa yang
timbul perlu diwaspadai, terutama kawasan pantai yang dipadati penduduk.
Berdasarkan Badan
Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Tahun 2013, jumlah jenduduk menurut Kecamatan
berkisar 876.678 orang. Untuk di pinggir pantai sendiri Gubernur Sumatera
Barat, Irwan Prayitno mengatakan sekitar 600.000 orang tinggal dan beraktifitas di zona
merah tersebut. Oleh karena itu, solusi terbaik untuk evakuasi di daerah ini
adalah evakuasi vertikal (shelter) yang di bangun di pinggiran kota Padang,
mengingat lebih dari setengah penduduknya berada di daerah pesisir. Sementara
sebagian penduduk yang berada jauh dari daerah pantai, diperkirakan masih mampu
untuk melakukan evakuasi horizontal ke daerah Gunung Pangilun dan By Pass.
Saat ini, dikatakan oleh Kepala
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Dedi Henidal, jumlah shelter sebanyak 70 buah yang tersebar di kota
Padang. Namun, alangkah lebih baiknya jika peran bangunan swasta dapat diberdayakan
sebagai bangunan evakuasi vertikal mandiri masyarakat. Hal ini dirasa perlu untuk efisiensi evakuasi saat
terjadi tsunami. Disini, juga dibutuhkan peran Pemko dengan
mengeluarkan surat edaran untuk bangunan milik swasta yang dijadikan bangunan
evakuasi vertikal (shelter). Disamping
penyusunan tata ruang berbasis bencana yang diharapkan dapat memperkecil resiko
masyarakat Kota Padang terhadap bahaya tsunami. Selain itu, Pemko
Padang harus melakukan kajian struktural yang mendalam terhadap bangunan-bangunan
yang swasta, sehingga layak
digunakan sebagai bangunan evakuasi vertikal.
Bayangkan saja, jika kebijakan-kebijakan yang disebutkan
tadi terwujud, maka tak khayal akan dapat mengurangi
resiko yang ditimbulkan oleh bahaya tsunami
di Kota Padang. Kita semua tentu mengharapkan solusi terbaik.
Referensi:
http://sumbar.antaranews.com/berita/158899/bpbd-sumbar-bangun-30-shelter-tsunami.html
(diakses 10 Agustus)
https://gempapadang.wordpress.com/2012/04/11/sistem-evakuasi-vertikal-alternatif-pengurangan-resiko-bahaya-tsunami-kota-padang/#more-1758
(diakses 10 Agustus)
https://padangkota.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/7
(diakses 10 Agustus)
http://www.antarasumbar.com/berita/117357/shelter-di-kota-padang-berjumlah-70-buah.html
(diakses 10 Agustus)